JAKARTA: Kesempatan kerja bagi lulusan lembaga pendidikan kuliner dinilai sangat terbuka, karena bisnis perhotelan, restoran, dan industri lainnya di berbagai negara terus tumbuh.
Namun, minat masyarakat Indonesia untuk mengenyam pendidikan kuliner di luar negeri masih relatif sedikit.
Menurut Tanya Somera, Manajer Pemasaran At-Sunrice GlobalChef Academy, bisnis perhotelan, restoran, dan industri lainnya di berbagai negara terus tumbuh, sehingga membuka peluang kerja bagi para lulusan pendidikan kuliner.
“Meski biaya pendidikan kuliner di luar negeri dinilai mahal, hasil akhirnya dapat membuka peluang kerja dengan gaji yang memadai, belum lagi ada beasiswa yang biasanya dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa dari sekolah yang bersangkutan,” ujarnya, hari ini.
Dia mencontohkan di lembaga pendidikan kuliner di At-Sunrice, Singapura, mahasiswanya dikenakan biaya pendidikan selama 17 bulan sekitar S$23.500, termasuk fee aplikasi atau sekitar Rp182 juta jika ingin memperoleh sertifikat WSQ diploma dalam bidang seni kuliner.
Adapun, mahasiswa yang ingin mendapatkan sertifikat program dari WSQ setelah menjalani pendidikan selama 2 bulan dengan kuliah di sekolah kuliner akan dikenakan biaya S$3.700, tanpa fee aplikasi.
Tanya menjelaskan lembaga pendidikan kuliner di luar negeri biasanya bekerja sama dengan lembaga pendidikan lainnya atau industri ternama, sehingga pelaku industri juga mendapatkan manfaat dari fleksibilitas cara belajar dan magang, serta tersedianya pelatihan bagi karyawan.(jha)